MENELAAH LITERASI PERJUANGAN TOKOH SIMALUNGUN MENENTANG KOLONIAL BELANDA YANG TERLUPAKAN
Simalungun, 09 November 2025
Hasusuran Tuan Dolok Panribuan, Sanggar Budaya Rayantara, Pemerintah Kota Pematangsiantar dan Pemerintah Kabupaten Simalungun berkolaborasi mengadakan diskusi menelaah literasi perjuangan tokoh Simalungun menentang kolonial Belanda yang terlupakan di Ruang Data Pemerintah Kota Pematangsiantar, Sabtu, 8 November 2025.
Tema diskusi “Meneladani nilai-nilai perjuangan tokoh terdahulu dalam upaya membangun semangat nasionalisme, keberanian integritas serta cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia” dengan narasumber Pdt. Juandaha Raya Purba yang menyampaikan materi “Tuan Dolok Panribuan Tuan Raimbang Sinaga Dalam Arsip Kolonial Belanda” dan Abram Christopher Sinaga menyampaikan materi “Upaya Lobi dan Advokasi Penetapan Tuan Raimbang Sinaga sebagai Pahlawan Nasional”. Diskusi dipandu Jalatua H. Hasugian.
Diskusi ini untuk meningkatkan pemahaman peserta mengenai literasi perjuangan tokoh-tokoh terdahulu dalam menentang kolonial Belanda; menggali nilai-nilai luhur dan semangat perjuangan yang terkandung dalam literasi sejarah; mendorong diskusi kritis dan interaktif mengenai relevansi perjuangan masa lalu dengan tantangan kebangsaan saat ini; memperkaya khasanah pengetahuan sejarah, khususnya tentang sejarah lokal pada masa kerajaan Simalungun; mendokumentasikan hasil diskusi sebagai bahan referensi dan edukasi bagi masyarakat luas, sekaligus bahan untuk mengusulkan tokoh dimaksud untuk diangkat menjadi Pahlawan Nasional.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Esra Eduward Sinaga dari Hasusuran Tuan Dolok Panribuan dan Sanggar Budaya Rayantara, Pematangsiantar. Esra Eduward Sinaga selaku inisiator mengatakan perjuangan Tuan Dolok Panribuan Raimbang Sinaga melawan Kolonial Belanda banyak disebutkan pada beberapa literatur, namun tidak secara detail.
“Ada beberapa buku sejarah dan media digital yang menyebut tentang Tuan Dolok Panribuan Raimbang Sinaga, inilah yang saya himpun dan saya berharap, kita berkolaborasi dan bersinergi agar Tuan Dolok Panribuan Raimbang Sinaga dapat ditetapkan menjadi Pahlawan. Semoga di Hari Pahlawan ini, Tuan Rondahaim Saragih menerimah anugerah sebagai Pahlawan Nasional dan pengusulan Tuan Dolok Panribuan Raimbang Sinaga sebagai Pahlawan Nasional dapat berjalan dengan baik,” tukasnya.
Ketua Sanggar Budaya Rayantara, Sri Sultan S. Saragih dalam laporannya mengatakan latar belakang diskusi ini merupakan sejarah perjuangan bangsa Indonesia tidak lepas dari peran penting para tokoh yang berjuang menentang penjajahan kolonial Belanda.
“Literasi atau tulisan yang merekam perjuangan mereka, baik berupa naskah kuno, biografi, maupun catatan sejarah, memiliki nilai yang sangat berharga sebagai sumber pengetahuan dan inspirasi. Oleh karena itu diperlukan sebuah forum diskusi yang mendalam untuk menelaah kembali literasi-literasi tersebut, memahami konteksnya dan menarik hikmah dari perjuangan para tokoh di masa lalu untuk diimplementasikan dalam konteks kebangsaan masa kini,” jelasnya.
Wali Kota Pematangsiantar Wesly Silalahi, S.H, M.Kn diwakili Plt. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Hamzah Fanshuri Damanik membuka secara resmi kegiatan diskusi.
Dalam sambutan tertulis Walikota yang dibacakan Hamzah F. Damanik dikatakan bahwa diskusi ini merupakan momentum menyambut peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025.
“Hari Pahlawan bukan sekadar momentum untuk mengenang jasa para pejuang bangsa, tetapi juga untuk meneladani semangat juang mereka dalam kehidupan kita hari ini. Tema diskusi yang diangkat oleh Sanggar Budaya Rayantara ini memiliki makna yang sangat mendalam, karena mengajak kita untuk menggali kembali kisah perjuangan tokoh-tokoh lokal Simalungun yang selama ini mungkin belum banyak diketahui atau terdokumentasi secara luas,” katanya.
Masih kata Wesly, perjuangan rakyat dan tokoh Simalungun dalam melawan penjajahan Belanda adalah bagian penting dari sejarah bangsa Indonesia.
“Mereka berjuang dengan keberanian, pengorbanan, dan kecintaan terhadap tanah air. Melalui kegiatan seperti ini, kita tidak hanya menghidupkan kembali semangat kepahlawanan, tetapi juga memperkuat identitas budaya dan sejarah lokal sebagai bagian yang tak terpisahkan dari mozaik perjuangan nasional. Saya mengapresiasi inisiatif Sanggar Budaya Rayantara yang terus konsisten dalam menggali, meneliti, dan memperkenalkan nilai-nilai perjuangan serta warisan budaya Simalungun kepada generasi muda,” jelasnya.
Kegiatan ini, lanjutnya, menjadi bentuk nyata bahwa semangat kepahlawanan tidak hanya diwujudkan dengan angkat senjata, tetapi juga dengan literasi, penelitian, dan pelestarian sejarah.
“Kepada para peserta diskusi, saya berharap agar kegiatan ini menjadi ruang inspiratif untuk memperdalam pengetahuan tentang perjuangan para pahlawan lokal, sekaligus menumbuhkan rasa bangga terhadap tanah kelahiran kita, Kota pematangsiantar, yang kaya akan sejarah dan nilai-nilai luhur perjuangan. Mari kita jadikan momentum Hari Pahlawan ini sebagai pengingat bahwa tugas kita hari ini adalah meneruskan perjuangan para pahlawan dengan berkarya, menjaga persatuan, serta membangun Kota Pematangsiantar menjadi kota yang Cerdas, Sehat, Kreatif, dan Selaras,” tukasnya.
Hadir pada kegiatan ini mewakili Pemkab. Simalungun, Korem 022/Pantai Timur, Polres Simalungun, DHC BPK Anggkatan 45, PPM Kabupaten Simalungun dan Kota Pematangsiantar, DPC Partuha Maujana Simalungun Kabupaten Simalungun, Harungguan Sinaga Boru Panogolan, Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Simalunggun, Gereja Kristen Protestan Simalungun, Universitas Simalungun, STIE Sultan Agung, SMA Negeri 1 Dolok Panribuan, Pangulu se-Kecamatan Dolok Panribuan, Keluarga Besar Hasusuran Tuan Dolok Panribuan dan insan pers.
Hasudungan Purba Siboro, sekretaris Sanggar Budaya Rayantara menambahkan bahwa pada upacara Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025 di Kecamatan Dolok Panribuan akan ditampilkan drama perjuangan Tuan Raimbang Sinaga/Tuan Dolok Panribuan menentang kolonial Belanda yang akan dibawakan oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 Dolok Panribuan bertempat di lapangan SMA Negeri 1 Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun.
Redaksi


