4 Langkah Melanjutkan Hidup Setelah Pasangan Meninggal
Pematang Siantar, 16 Oktober 2022
Menangis, terdiam, dan tak percaya. Kehilangan pasangan hidup yang dicintai tentu akan sulit diterima dan dilewati. Namun, hidup diberikan kepada mereka yang masih berhak. Artinya, kehilangan ini tak serta-merta membuat hidupmu harus berhenti juga. Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk melanjutkan hidup ketika ditinggal yang terkasih? Setelah air mata tak lagi bisa mengalir, itukah saatnya berhenti berduka dan melanjutkan hidup.
Dimana menurut sumber Oprah. Coping with Death of A Spouse.
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk melanjutkan hidup, yang diantaranya, sebagai berikut;
1.Berdukalah Dulu Sebelum Memikirkan yang Lain
Ketika Kamu harus menerima kepergian seseorang yang Kamu cintai, telah hidup bersama sekian lama, dan saling menggantungkan perasaan satu sama lain, sangat wajar untuk berkabung dan menangis. Malah, berkabung adalah ekspresi terbuka dari pikiran dan perasaanmu dalam menghadapi kematian pasangan, yang merupakan bagian penting dari proses penyembuhan.
Di masa berduka ini, bukan hanya sedih yang dirasakan, tetapi Kamu juga akan mati rasa, kaget, dan takut. Kamu mungkin merasa bersalah karena menjadi orang yang masih hidup. Pada titik tertentu, Kamu bahkan bisa merasa marah kepada pasanganmu karena meninggalkanmu.
Semua perasaan itu normal. Tidak ada aturan tentang bagaimana perasaan yang harus dirasakan ketika berduka. Tidak ada cara yang benar atau salah untuk berduka. Bahkan secara psikologis, Kamu boleh berduka selama yang Kamu mau sampai merasa cukup. Namun, tetap ada syaratnya.
“Tidak ada batasan waktu berduka harus sampai kapan atau sejauh mana karena tergantung pribadi masing-masing, kesiapan seseorang ditinggal orang yang dikasihi, dan bagaimana seseorang menghayati kehilangan. Semua itu tidak dapat diprediksi seberapa lama waktunya. Namun, tetap harus diperhatikan sejauh mana masa berduka itu dan bagaimana dampaknya dalam kehidupan seseorang. Contohnya, jika berduka membuat Kamu jadi sering melamun, berat badan berkurang secara drastis, menarik diri dari lingkungan, menyangkal, bahkan sampai mengganggu kehidupan sehari-hari dan berkelanjutan, maka segeralah minta bantuan ahli seperti psikolog dewasa atau psikolog anak agar mendapat penanganan khusus yang lebih spesifik,”
2.Saatnya Melanjutkan Hidup
Banyak yang bilang, duka atas kehilangan seseorang yang sangat dicintai tidak akan pernah berakhir. Namun, Kamu pasti bisa menjalaninya hingga duka tersebut bisa dikelola dengan baik.
Yang pasti, mencoba mengabaikan rasa duka atau mencoba menyembunyikannya hanya akan menghambat proses penyembuhan. Justru dengan menghadapinya dan berusaha berdamai dengan semua rasa duka, rasa sakit itu bisa Kamu sembuhkan.
Gambarannya seperti ketika tanganmu terluka, bukan berarti tangan itu tidak bisa berfungsi lagi. Memang terluka, mungkin berdarah, tetapi perlahan akan pulih dan luka mengering. Walau, bekas luka itu akan selalu ada.
Foto : ilustrasi Keputusasaan Saat ditinggal Mati sang terkasih
3. Menata Hidup
Ketika kehilangan pasangan hidup, maka seorang wanitaria harus menata kembali kehidupan dan masa depannya, Setelah ditinggalkan maka istri/suami merangkap dua peran sekaligus bagi anak dan keluarganya.
Istri/suami harus belajar memimpin dan menata kembali kehidupan untuk mencapai masa depan. Maka, mulailah secara perlahan untuk menyusun rencana masa depan yg mungkin atau tidak mungkin dilakukan tanpa suami/istri di samping Kamu.
“Salah satu contohnya adalah menyiapkan gambaran kebutuhan finansial hari-hari ke depan. Jika sudah memiliki pekerjaan, perlu berusaha lebih semangat dan fokus sebagai tulang punggung keluarga. Jika tidak bekerja, mungkin mulai mempertimbangkan kemungkinan bekerja atau mencari pemasukan untuk anak dan kelangsungan hidup sehari-hari,”
4. Merawat Diri
Merawat diri dan memperhatikan keluarga juga tidak boleh ketinggalan. Artinya, cintai diri sendiri serta cari orang-orang yg bisa memberikan dukungan secara positif untuk menjalankan hidup ke depan.
Dengan mendekatkan diri dengan kerabat yang bisa memberikan masukan dan mengawasi keluarga. Ingat, kehadiran orang-orang yang dikasihi, seperti keluarga, tentu dapat membantu meringankan kecemasan setelah menjadi orang tua tunggal.
sama lain. Sedangkan, hubungan anak-orang tua cenderung kurang berimbang dalam memberikan kasih sayang. Biasanya orang tua lebih dominan. Jadi ketika kehilangan pasangan, maka rasa duka itu akan terasa lebih berat dibandingkan ditinggalkan orang tua,”.
Dengan kesan yang mendalam tersebut, sudah sepantasnya Kamu tidak memaksakan tubuh dan pikiran untuk melupakan sosok pasangan. Terima dengan lapang hati bahwa ia telah pergi, tetapi segala kenangan dan kasih sayangnya akan selalu hidup di dalam ingatan. Kamu akan memiliki bagian teristimewa di dalam hati untuk menyimpan semua memori manis pasangan sepanjang hidupmu.
Sumber : Oprah AS


